Etika di Grup Jejaring Sosial Kantor
Apakah Anda memiliki grup jejaring sosial di kantor? Entah itu di Facebook, BBM ataupun WhasApp? Banyak sekarang ini kantor yang menggunakan sosial media sebagai grup untuk menginformasikan banyak hal kepada karyawannya.
Menghemat waktu, menjangkau banyak orang serta menjalin keakraban juga. tetapi tidak selamanya grup jejaring sosial di kantor ini membawa hal-hal positif tak jarang membawa pada hal negatif jika etika tidak dijaga.
1. Jangan Menyebar Gosip
Jangan menjadikan grup jejaring sosial kantor menjadi ajang bergosip ria, menceritakan keburukan ataupun mungkin hal yang awalnya disangka lelucon ke grup. Karena itu bisa diakses semua orang, jangan sampai menjadikan imej orang yang dijadikan lelucon buruk sehingga rekan-rekan yang lain yang tergabung di grup tersebut ikut menganggap dia jelek.
2. Ada Bos
Nah, apalagi kalau di grup tersebut atasan ikut tergabung juga, malah lebih ribet lagi. Kalau Anda tidak hati-hati menjaga omongan bisa-bisa apa yang Anda katakan menjadi bumerang buat Anda. Sebaiknya candaan yang dilontarkan di grup ada batasannya. Anda juga harus bisa menghormati keberadaan atasan, jangan terlalu bebas.
3. Ajang Curhat
Menjadikan grup jejaring sosial kantor sebagai ajang curhat juga bukan sesuatu yang baik juga. Mengingat ada banyak orang yang bisa membaca apa yang Anda tuliskan. Jangan sampai mengumbar hal-hal yang sifatnya pribadi dan tidak pantas dikonsumsi orang-orang yang belum Anda kenal dengan baik.
4. Pertanyaan Tak Penting
Menanyakan pertanyaan tak penting juga sebaiknya tidak perlu sampai tercetus. Bisa-bisa Anda disangka terlalu bloon sehingga mengajukan pertanyaan tersebut. Sebaiknya simak dulu baik-baik diskusi yang sebelumnya jangan langsung tiba-tiba muncul dan melempar pertanyaan, mungkin saja pertanyaan yang Anda lontarkan sudah tercetus sebelumnya.
5. Pendekatan ke yang Ditaksir
Menjadikan grup jejaring sosiak untuk pendekatan ke orang yang ditaksir satu kantor juga terkesan memalukan. Apalagi Anda seakan menyebar “kode” supaya dia tahu Anda menaruh hati padanya. Bisa-bisa tingkah Anda ini ditertawakan oleh satu kantor. Anda tidak maukan performa Anda tecoreng hanya karena Anda tidak bisa menahan perasaan?